Sahabat Religi Hala-Ugama, tak terasa Ramadhan sebentar lagi tiba. Kita sadar akan sepenuhnya, Ramadhan adalah bulan yang sangat special karena bulan Ramadhan penuh keberkahan serta ampunan dari Allah swt.
Puasa Ramadhan bertujuan membentuk manusia yang bertakwa kepada Allah dan Rasul-Nya. Imam Al Ghazali dalam kitab Al Minhaj menjelaskan bahwa: Kata (تقوى ) takwa dalam al-Qur’an memiliki 3 Arti:
Pertama, Taqwa berarti takut (الخشية) seperti dalam surat Al Baqarah ayat 41
وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
Artinya: ”Dan Takutlah hanya kepadaku.”
Kedua. Taqwa berarti ketaatan(الطاعة) seperti dalam Surat Ali Imran ayat 104
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
Artinya: “Hai orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar benarnya takwa,”
Maksudnya taatlah kalian kepada Allah dengan ketaatan yang murni untuk-Nya.
Ketiga. Takwa berarti terbebasnya hati dari dosa( ﺗﺒﺮﺋﺔ اﻟﻘﻠﺐ ﻣﻦ اﻟﺬﻧﻮﺏ) seperti dalam surat An Nur ayat 52 yang berbunyi
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya: dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya, serta takut kepadanya, dan juga bertaqwa (hatinya terbebas dari dosa) maka mereka termasuk orang yang beruntung.
Tentu, agar kita bisa mencapai tujuan berpuasa, yaitu menjadi manusia yang bertakwa, maka harus memenuhi 2 syarat:
Pertama: puasa harus dilaksanakan dengan penuh keimanan dan mengharap ridha Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”
Kedua: menahan diri dari berbagai hal yang membatalkan puasa dan menahan diri dari sikap atau perilaku yang akan menggugurkan pahala puasa. Oleh karena itu, seyogianya kita dalam menjalani puasa Ramadhan, menjaga lisan dari bohong, ghibah, fitnah, menjaga anggota badan dari perbuatan maksiat, menjaga hati dari sifat hasad, dan tidak memusuhi sesama. Jika kita tidak menjauhi sifat-sifat tercela tersebut, maka dikhawatirkan kita masuk dalam golongan orang yang disabdakan oleh Rasulullah
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat secuil apapun dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus”
Jika kita memenuhi dua syarat tersebut, maka pintu Surga terbuka bagi kita. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi saw.,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
Artinya: ”Ketika datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga. (HR. Bukhari).
Menurut Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa maksud terbukanya pintu surga disini adalah turunnya Rahmat. Rahmat Allah swt. merupakan kunci untuk mendapatkan pahala yang berlimpah dan mendapatkan surga yang nikmatnya tiada terkira.
Rahmat Allah swt. di bulan Ramadhan ini hanya akan kita peroleh jika kita menjalankan puasa dengan penuh keimanan dan mengharap ridha Allah, menjauhi segala hal yang membatalkan puasa, menjauhi segala hal yang dapat menggugurkan pahala puasa, serta mengisi bulan ramadhan ini dengan berbagai amal saleh, seperti tarawih dan tadarus al-Qur’an.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, mari kita bersama-sama mengisi bulan Ramadhan ini dengan penuh kekhusyukan. Mari bersama-sama memaksimalkan ibadah di dalamnya. Semoga kita semua bisa memperoleh ridha Allah dan fadhilah atau keutamaan Ramadhan serta dijauhkan dari akhlak tercela yang bisa membatalkan pahala puasa. Âmîn yâ rabbal ‘âlamîn.
Penulis: Zulfa Hudiyani