Agama dan Budaya: Bunga Telur dan Bukhur dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Views: 80

Aku dan teman-teman KKN Telaga Surya Tanjung Uban berkesempatan untuk membantu penyelenggaraan Maulid Akbar nabi Muhammad SAW yang diadakan oleh MWC NU Bintan Utara. Kebetulan dari kebanyakan panitianya adalah warga masyarakat Telaga Surya tempat kami ber-KKN terjun ke msyarakat. Kali ini, tugas kami ialah membantu membuat bunga Telur.

Bunga Telur ini merupakan telur yang telah direbus, dihias dengan kertas warna warni, yang dibentuk menjadi bunga yang indah, serta diberi kayu bambu sebagai tangkainya. Aneka ragam bunga telur dan gagar mayang ini akan menjadi penghias utama dalam acara maulid nabi

Keberadaan bunga telur dan gagar mayang pada peringatan maulid bukan tanpa alasan, tetapi ada makna tersirat didalamnya. Telur terdiri dari tiga lapisan, yaitu kulit telur, putih telur dan kuning telur. Hal ini dipercaya memiliki arti yakni Iman, Islam, dan Ihsan. Kertas warna warni menggambarkan bahwa Islam adalah ajaran penuh kedamaian rahmatan lil ‘Alamin yang indah. Sedangkan bambu menggambarkan ajaran Islam yang begitu kokoh dan ajaran yang lurus laksana pohon bambu yang tetap tegak lurus meski badai angin berhembus.

Selain itu telur merupakan sebuah perumpamaan.  Merujuk pada QS. Ali Imran ayat 27:

تُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup”.

Ayat ini menceritakan bagaimana proses sebuah telur yang keluar dari ayam, dan ayam berasal dari telur. Mengingatkan bahwa semua hidup itu ada awal dan akhir.

Acara maulid yang dilaksanakan di Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban diawali dengan pembacaan maulid diba yang diiringi oleh hadroh. Menariknya, acara yang mendatangkan seorang habib dari Palembang ini, terasa begitu sakral saat kedatangannya disambut dengan salawat dan membakar bukhur. Bukhur adalah semacam aromaterapi yang apabila dibakar akan memberikan bau harum yang menyenangkan bagi siapapun yang menciumnya. Membakar bhukur adalah tradisi lama yang dipraktikkan hampir di setiap rumah di Arab Saudi sepanjang tahun.

Inti pada tausiyah yang disampaikan oleh Habib Aqil bin Husen Syaikh Abu Bakar Bin Sali ialah tentang pentingnya hati kita untuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, menjalankan sunah-sunah Nabi, dan meneladani sifat-sifat Nabi, karena Nabi tidak akan pernah meninggalkan umatnya. Semoga kita semua menjadi umat yang akan diberi syafa’at kelak di yaumil akhir. Aamiin ya Rabbal’alamin.

 

Oleh: Nurfitriani Himelda, dkk KKN Telaga Surya 2023

Mahasiswa STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *